8 Ciri Novel Bajakan yang Wajib Kamu Tahu. Jangan Sampai Kamu Dibodohi dan Ditipu!
Hmm…Perasaan apa ya ini? Lebih dari sekedar kecewa tentunya.
Sebagai pecinta buku, pecinta kata-kata, pecinta karya. Aku terlampau
kecewa mengalami hal ini untuk yang pertama kali. Selain karena merasa kena
tipu, lebih kepada pembajakan itu sendiri. Aku tahu benar, dalam membuat sebuah
karya bukan suatu pekara mudah. Banyak waktu dibutuhkan untuk mencari ide,
banyak waktu dibutuhkan untuk melakukan riset, banyak tenaga dan pikiran
tercurah di sana. Tidak hanya butuh waktu sekedar satu atau dua hari saja dalam
menulis, tapi butuh berbulan-bulan bahkan dalam hitungan tahun untuk
menghasilkan satu karya saja.
Dengan menulis artikel ini, aku tidak bermaksud menjelekkan pihak
manapun (kebetulan sekali novel bajakan yang saya beli berjudul Dear Nathan).
Hanya saja, akan terlalu jelek jika aku memendam ini sendirian. Aku hanya ingin
berbagi pengalaman agar hal serupa tidak terulang juga pada kalian.
Begini ceritanya…
Semuanya bermula dari kunjunganku ke sebuah bazar buku belum lama ini,
di suatu kota karena melihat 'bazar buku murah'. Begitu membaca, mendengar atau
diberitahu orang lain, apa pun acara yang berkaitan dengan buku, minatku
terlalu berapi-api terhadapnya. Jadi, biasanya aku selalu menyempatkan waktu
untuk berkunjung, dan yang namanya perempuan, sepertinya ada hal yang ganjil
kalau pulang dari bepergian dengan tangan kosong alias nggak beli apa-apa.
Alhasil, aku gagal menahan diri, pundi-pundi uang di dompet selalu rela ku
kuras untuk membawa pulang anak-anak kesayangan (baca: novel atau buku, komik
kadang-kadang), tapi dalam kasus kali ini adalah novel. Bazar tersebut lumayan
lengkap dan mengikuti tren. Banyak judul novel lama dan baru semuanya ada.
"Surga dunia!" batinku.
Rasa bahagia ini semakin berkembang ketika menyadari bahwa harga
novel-novel tersebut memang murah, sesuai dengan yang tertera. Singkat cerita,
aku membeli lima novel dengan harga Rp 155.000. Cukup terkejut, tapi rasa
bahagia menutupi rasa curiga. Toh secara fisik semuanya tampak sama, juga
bersegel plastik dan segelnya rapi.
Keesokan harinya, kegiatan membuka segel sampul plastik novel baru
merupakam kenikmatan tersendiri buatku setiap kali selesai membeli novel baru.
Tercium aroma kertas yang khas menguak. Novel pertama yang kubuka adalah novel
terjemahan dan keadaannya baik-baik saja. Novel kedua yang kubuka adalah novel
lama yang sudah beberapa waktu lalu aku cari-cari dan keadaannya juga masih
baik-baik saja. Sampailah pada novel ketiga yang masih termasuk dalam kategori
'baru' dan keadaannya BURUK SEKALI. Begitu lihat dari halaman pertama saja
sudah langsung tampak dan menimbulkan rasa curiga yang semakin besar. Dengan perasaan
campur aduk dan tidak sabar aku langsung memeriksa keseluruhan isinya dan
terdapat satu kesimpulan bahwa itu adalah NOVEL BAJAKAN!
Berhati-hatilah saat berkunjung ke 'bazar buku murah', aku juga baru
pertama kali masuk karena biasanya ya ke toko buku. Maka berikut akan aku ulas
8 ciri novel bajakan supaya kamu tidak mengalami hal serupa. Yuk disimak!
1. Rupa cover tampak kesat
Cover novel 'kebanyakan' licin. Nah, cover pada novel bajakan tampak
dop, kesat, tidak licin, dan lapisan plastik pada cover novel dapat mengelupas.
2. Tidak ada bonus
Bisa dilihat pada gambar. Di cover-nya jelas tertera tulisan BONUS
POSTER, kenyataannya?
NOVEL BAJAKAN = TIDAK ADA POSTER
3. Bagian pinggir buku
Lihat dan perhatikan bagian pinggiran buku. Cara merekatkan cover
dengan isian novel sangat tidak rapi (kalau pas segel sampul plastik belum
dibuka sama sekali tidak kelihatan, kelihatannya mulus2 aja. Atau mungkin
karena belum pernah mendapati novel bajakan sebelumnya aku jadi gampang
terkecoh ya? Huhuhu…).
4. Warna tulisan dan kualitas kertas
Hanya dari halaman pertama saja, setelah cover, sudah terlihat warna
tulisannya pudar dan kualitas kertas tidak bagus – kertasnya abu-abu yang biasa
disebut buram. Berbicara mengenai buram, sebenarnya banyak juga yang mengenakan
kertas buram untuk novel asli, tapi tetap kualitas kertas buramnya terasa mana
'buram' mana 'daur ulang'.
5. Bercak dan noda hitam
Banyak dan mungkin hampir di setiap halaman tidak mulus, terdapat
bercak dan nosa hitam di sisi-sisi halaman yang sangat mengganggu untuk dibaca.
Hasil 'fotocopy'! Parah gak nih?
6. Page set up halaman
Isi tulisan bisa miring2, mungkin motong kertasnya asal2an setelah
selesai di-fotocopy. Coba perhatikan pada gambar.
7. Isi yang kacau
Beberapa halaman hilang, bab-nya juga ada yang kacau (baca: tidak
runtut), bahkan ada yang halamannya terbalik seperti tampak pada gambar.
8. Harga terlalu murah
Sebenarnya hampir nggak mungkin lima novel bisa di dapat dengan harga
hanya Rp 155.000, tapi namanya manusia kadang nggak menyangka aja lagi kena
tipu karena maunya murah melulu.
banyak yang mencari informasi seputar:
buku bajakan, review novel non ori, beli novel bajakan, kekurangan
buku bajakan, buku kw repro, hukum membeli buku bajakan, kualitas kertas novel,
toko buku repro, tips, anakmuda, hobi, membaca, editor's pick, novel
Sumber. https://www.hipwee.com/list/kamu-penggemar-novel-ketahui-8-ciri-novel-bajakan/
Komentar
Posting Komentar